SAHARI GULTOM PROFIL

Sahari Gultom Profil

Evolusi pembinaan kiper di Indonesia, target itulah yang ingin dikejar oleh legenda pesepakbola yang merupakan kiper PSMS Medan dan mantan penjaga gawang tim nasional Sahari Gultom. Angan-angannya ingin melahirkan kembali kiper hebat dari tanah Sumatera Utara seperti pendahulunya Ronny Paslah dan Ponirin Meka. Ucok sapaan akrabnya lantas mencoba menerapkan pola latihan yang lebih modern ke anak-anak asuhnya demi melahirkan para kiper yang berkualitas. Pola latihan kiper yang konvensional ditinggalkannya. Kecepatan, reaksi dan teknik menjadi hal yang terus diasah Sahari untuk membentuk kiper sekaligus libero atau lebih dikenal dengan sweeper keeper, trend yang sedang banyak muncul di sepakbola Eropa. Metode seperti papan seluncur, lapangan berair dan bola tenis menjadi andalannya agar kiper asuhannya dapat mempertahankan gawangnya. Menurutnya metode latihan untuk penjaga gawang itu tidak pernah berubah dari zaman dahulu hingga sekarang, mungkin metodenya berbeda tapi tujuannya tetap sama. Untuk zaman sekarang para penjaga gawang sangat mengandalkan fisik.

Pada anak asuhnya ucok selalu meminta agar mendobrak batas-batas penjaga gawang tradisional dan selalu mengikuti permainan sepakbola modern yang terus berkembang. Cita-cita dan apa yang ia terapkan sekarang merupakan refleksi dari perjalanan karirnya ketika ia masih merumput. Sahari Gultom merupakan kiper yang pantang menyerah dan berusah untuk terus tampil lebih baik. Sahari mengawali karir profesionalnya di Bandung Raya setelah lulus dari PSMS Medan junior. Di klub pertamanya dia berkesempatan bermain bersama pemain senior seperti Hermasyah, Heri Kiswanto dan Ferry Sandria saat Liga Indonesia pertama kali bergulir. Setelah itu dia berpetualang di sejumlah klub dan sempat mengisi pos kiper tim nasional pada tahun 1999 hingga 2000. Selama karirnya Sahari Gultom telah menghadapi berbagai striker hebat yang merupakan momok menakutkan bagi penjaga gawang. Namun hal itulah yang membuatnya banjir pengalaman. Baginya Kurniawan Dwi Yulianto merupakan salah satu striker pada saat itu yang sangat diseganinya karena kepiawannya dalam eksekusi bola di dalam kotak pinalti lawan sehingga menurutkan si kurus merupakan salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki oleh sepakbola indonesia.

Sahari Gultom memutuskan pensiun pada tahun 2012 saat usianya 35 tahun. Ia memutuskan kembali ke medan untuk menyumbangkan ilmu dan pengalamannya untuk generasi muda dan mengabdi kepada tim kecintaannya PSMS Medan. Sahari Gultom menjadi salah satu orang yang paling berperan besar bagi PSMS Medan dalam meraih juara Turnamen Piala Kemerdekaan 2015. Namun baginya tugas belum selesai. Mengembalikan tim Ayam Kinantan ke kasta tertinggi sepakbola indonesia serta melahirkan kiper hebat dari tanah medan menjadi tujuan utama sang legenda sepakbola ini.

PERJALANAN KARIR PESEPAKBOLA

SAHARI GULTOM

NO	KLUB	KET
1	BANDUNG RAYA
2	PSDS DELI SERDANG
3	PSPS PEKANBARU
4	PSMS MEDAN
5	PSM MAKASSAR
6	PERSIPURA JAYAPURA
7	PSPS
8	DELTRAS
9	PERSIBON
10	PERSIRAJA
11	PSS SLEMAN
12	PERSIKABO
13	PERSIK TEMBILAHAN
14	KALTENG PUTRA