GAJI TERLAMBAT DI SEPAKBOLA INDONESIA

Gaji Terlambat di Sepakbola
Diego, sebuah nama dari asli Spanyol yang berarti pengganti. Seorang yang senang hidup dalam kehormanisan kala berbagi dengan sesama. Namun bagi Sepakbola Indonesia, nama Diego punya arti yang berbeda. Diego Michels memberi arti pesepakbola yang punya ketenaran juga bergelimang harta. Kasus pemukulannya berbuah nama buruk bagi Tim Nasional kita. Namun Diego Mendieta memberi arti yang berbeda 180 derajat. Memalukan, memilukan betapa nasib pemain bola yang begitu tragis. Dualisme pasti jadi sebab utama dampak keegoisan petinggi sepakbola yang tak hanya pada kalahnya tim nasional kita tapi juga nyawa seorang pemain sepakbola.

Belum lama sebenarnya, kasus Bruno Zandonaide jadi sorotan di masyarakat. Meninggalakn luka pilu di hati keluarga, teman terdekat hingga pecinta sepakbola indonesia. Diego Mendieta, lahir di Asuncion, Paraguay 13 Juni 1980. Striker ini sempat mampir di Liga Indonesia tahun 2007. Lalu kembali dan menjajal Liga Super di paruh musim tahun 2010. Persitara tak mampu lolos dari jurang degradasi, Diego pun pindah ke Persis Solo dengan harapan tinggi mencari prestasi. Namun yang terjadi jutsru sebaliknya. Senin 03 Desember 2012 lalu pukul 23.30 WIB, Diego Mendieta menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta Solo. Diagnosa menyatakan kematiannya disebabkan oleh cytomegalo virus. Virus yang menyerang sel hingga nafsu makan dan kekebalan tubuh berkurang. Berat badannya pun turun hingga 17 kilorgram. Sempat beberapa kali pindah Rumah Sakit namun keterbatasan dana membuat penyakit Diego tidak kunjung beres hingga akhirnya dia harus meninggalkan dunia ini. Jenazah Diego pun sempat tak jelas pemulangannya. Hingga pasopati suporter setia Persis Solo mengumpulkan dana agar jenazah Diego bisa dibawa pulang ke Paraguay. Pelunasan gaji senilai Rp 131.000.000,- dari klub akhirnya dibayarkan.

Berilah upah sebelum keringatnya mengering. Sayang, sepakbola kita terlalu egois hingga lupa akan pepatah negeri kita itu. Upah yang diberikan sudah teramat terlambat, tak hanya keringat kering, upah itu dibayar hingga keringat itu tak bisa keluar lagi. Sebenarnya kasus gaji lama dibayar di Liga Indonesia terjadi tidak hanya sekali ini saja. Bagi pemain asal negeri Amerika Latin lain Ronald Fagundes dan Esteban Guillen yang sudah lama bermain di Indonesia, upah terlambat cukup kerap terjadi.

Esteban Guillen
Kalau kita bicara ini pertama kali terjadi, tenyata tidak. Ini sering dan saya rasa masih ada. Kalau dari sudut pandang situasinya Diego pastinya berat sekali. Saya tidak bisa membayangkan jika situasi ini terjadi pada saya, apakah akan dibantu oleh managemen dan PSSI atau dibiarkan saja sehingga mengalami nasib yang sama seperti Diego.

Ronald Fagundes
Kita main disini karena kita suka main disini. Tapi tidak suka kalau harus seperti ini, ada korban dalam sepakbola.

Pengelola PT. Liga Indonesia Joko Driyono
Semua upaya yang paling mungkin kita lakukan konteksnya adalah agar yang bersangkutan, Persis Solo, Almarhum bisa selesai secepatnya dan pulang ke Paraguay. Hal-hal lain, ini menjadi Pekerjaan Rumah Liga dan pada saat yang tepat lah kita akan sampaikan.


Kasus Diego tak hanya heboh di negeri sendiri. Di Luar Negeri kabar ini masuk salah satu berita yang cukup memalukan. Apalagi Paraguay, Negara asal Diego Mendieta. Walau begitu bagi pemain asing yang sudah lama berlaga di Indonesia, sepakbola kita tetap punya pesona. Nasi sudah menjadi bubur, lalu siapa yang harus bertanggung jawab atas kasus Diego? Tak adil memang jika hanya menyalahkan klub karena kompetisi liga sepakbola adalah sistem yang melibatkan banyak pihak.

Dilain pihak ketua PSSI
Tentu kami dari PSSI menyesalkan kejadian-kejadian seperti ini bagi pemain sepakbola profesional. Tapi sayangnya Diego ini tidak ikut di kompetisi resmi dan tidak ikut klub resmi yang mengikuti kompetisi resmi PSSI jadi otomatis tidak terdaftar di PSSI


Kasus Diego Mendieta telah memberikan luka mendalam yang takkan pernah terhapus bekasnya bagi sepakbola indonesia. Sebelum meninggal. Ada satu doa yang Diego tulis dalam bahasa Spanyol. Surat seadanya yang berarti bersyukur kepada Tuhan, meminta ampun atas dosa-dosa serta meminta perlindungan Tuhan untuk keluarga dan orang-orang yang dicintainya. Hakikatnya memang semua manusia akan kembali kepadanya, meninggalkan dunia ini tanpa membawa apa-apa. Selayaknya ini juga disadari para petinggi sepakbola kita yang gila kekuasaan dan juga kekayaan. Semua itu tak akan dibawa mati. Selamat jalan kawan kami Diego Mendieta, doa selalu kami berikan untukmu, yang tenang diatas sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar